Sewa Mobil Wisata Candi Malang

Sewa Mobil Wisata Candi Malang

Agen sewa mobil malang menyediakan sewa mobil untuk keperluan wisata candi  di kabupaten malang diantaranya candi jago, candi sumberawan, candi singhasari dan candi badut. Berikut adalah daftar wisata candi malang yang paling sering di kunjungi

Candi Jago Malang

Candi Jago adalah salah satu candi peninggalan kerajaan Singhasari yang terletak di desa Jago, kecamatan Tumpang, sekitar 22 Km dari arah kota Malang.

Pada awal mulanya, candi ini bernama Jayaghu dan merupakan salah satu candi pendarmaan atau makam bagi Maharaja Wisnuwardhana. Namun, jika dilihat dari bentuk arsitekturnya, candi ini memiliki unsur arsitektur dan pengaruh dari Majapahit. Hal ini bisa di telisik dari bukti sejarah bahwa pada tahun 1272 Saka atau 1350 Masehi,candi ini pernah diperbaiki oleh Adityawarman dan mengalami beberapa pemugaran pada kurun waktu akhir Majapahit di pertengahan abad ke 15.

Dilihat dari bentuk arsitekturnya, Candi Jago memiliki persamaan bentuk dengan punden berundak yang merupakan ciri bangunan religi dari zaman megalithikum yang mengalami kebangkitan kembali pada massa akhir majapahit. Pada keseluruhan bangunan memiliki panjang sekitar 23,71 M, lebar 14 M dan tinggi 9, 97 M. Karena pengaruh waktu, candi Jago telah mengalami banyak perubahan dan tidak utuh lagi. Meskipun demikian, pesona dan kewibaan era masa lampau masih bisa terlihat dengan jelas saat mengunjungi candi ini.

Sumber : http://www.eastjava.com/tourism/malang/ina/jago-temple.html

Candi Singasari Malang

Candi Singhasari atau Singosari adalah salah satu candi yang berada di kabupaten Malang. Candi Singhasari adalah candi bersejarah peninggalan kerajaan Singhasari dan merupakan candi Hindu & Budha. Candi ini terletak di Desa Candirenggo, kecamatan Singosari, dan ditemukan pada awal abad 18, yaitu sekitar tahun 1800-1850.
Pada awal penemuan, pihak Belanda memberi nama candi ini sebagai candi Merana karena bentuknya yang menyerupai menara.

Dari segi arsitektur, candi Singosari memiliki keunikan yang seolah-olah memiliki dua tingkat bangunan. Hal yang menarik lainnya bisa dilihat dari hiasan luar candi yang seharusnya rata, tapi tidak demikian pada candi Singosari. Hal ini di estimasikan belum adanya penyelesaian saat pembuatan yang kemudian langsung ditinggalkan.
Keberadaan kerajaan Singosari dibuktikan melalui candi-candi yang banyak ditemukan di Jawa Timur yaitu daerah Singosari sampai Malang, juga melalui kitab sastra peninggalan zaman Majapahit yang berjudul Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang menjelaskan tentang raja-raja yang memerintah di Singosari serta kitab Pararaton yang juga menceritakan riwayat Ken Arok yang penuh keajaiban. Kitab Pararaton isinya sebagian besar adalah mitos atau dongeng tetapi darikitab Pararatonlah asal usul Ken Arok menjadi raja dapat diketahui. Sebelum menjadi raja, Ken Arok berkedudukan sebagai Akuwu (Bupati) di Tumapel menggantikan Tunggul Ametung yang dibunuhnya, karena tertarik pada Ken Dedes istri Tunggul Ametung.Selanjutnya ia berkeinginan melepaskan Tumapel dari kekuasaan kerajaan Kadiri yangdiperintah oleh Kertajaya. Keinginannya terpenuhi setelah kaum Brahmana Kadirimeminta perlindungannya. Dengan alasan tersebut, maka tahun 1222 M/ 1144 C Ken Arok menyerang Kediri, sehingga Kertajaya mengalami kekalahan pada pertempuran didesa Ganter.Dengan kemenangannya maka Ken Arok dapat menguasai seluruh kekuasaan kerajaanKadiri dan menyatakan dirinya sebagai raja Singosari dengan gelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.
Dari tindakan-tindakan politik Kertanegara tersebut, di satu sisi Kertanegara berhasil mencapai cita-citanya memperluas dan memperkuat Singasari, tetapi dari sisi yang lainmuncul beberapa ancaman yang justru berakibat hancurnya Singasari. Ancaman yangmuncul dari luar yaitu dari tentara Kubilai-Khan dari Cina Mongol karena Kertanegaratidak mau mengakui kekuasaannya bahkan menghina utusan Kubilai-khan yaitu Mengchi. Dari dalam adanya serangan dari Jayakatwang (Kadiri) tahun 1292 yang bekerja sama dengan Arya Wiraraja Bupati Sumenep yang tidak diduga sebelumnya.Kertanegara terbunuh, maka jatuhlah Singasari di bawah kekuasaan Jayakatwang dari Kediri. Setelah Kertanegara meninggal maka didharmakan/diberi penghargaan di candiJawi sebagai Syiwa Budha, di candi Singasari sebagai Bhairawa. Di Sagala sebagai Jina(Wairocana) bersama permaisurinya Bajradewi.

Terdapat perbedaan antara Pararaton dan Nagarakretagama dalam menyebutkanurutan raja-raja Singhasari.

Raja-raja Tumapel versi Pararaton adalah:

1. Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 – 1247)
2. Anusapati (1247 – 1249)
3. Tohjaya (1249 – 1250)
4. Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 – 1272)
5. Kertanagara (1272 – 1292)

Raja-raja Tumapel versi Nagarakretagama adalah:

1. Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222 – 1227)
2. Anusapati (1227 – 1248)
3. Wisnuwardhana (1248 – 1254)
4. Kertanagara (1254 – 1292)

Kisah suksesi raja-raja Tumapel versi Pararaton diwarnai pertumpahan darah yang dilatari balas dendam. Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak tirinya). Anusapati mati dibunuh Tohjaya (anak Ken Arok dari selir). Tohjaya mati akibat pemberontakan Ranggawuni (anak Anusapati). Hanya Ranggawuni yang digantikan Kertanagara (putranya) secara damai. Sementara itu versi Nagarakretagama tidak menyebutkan adanya pembunuhan antara raja pengganti terhadap raja sebelumnya. Hal ini dapat dimaklumi karena Nagarakretagama adalah kitab pujian untuk Hayam Wuruk raja Majapahit. Peristiwa berdarah yang menimpa leluhur Hayam Wuruk tersebut dianggap sebagai aib. Di antara para raja di atas hanya Wisnuwardhana dan Kertanagara saja yang didapati menerbitkan prasasti sebagai bukti kesejarahan mereka. Dalam Prasasti Mula Malurung (yang dikeluarkan Kertanagara atas perintah Wisnuwardhana) ternyata menyebut Tohjaya sebagai raja Kadiri, bukan raja Tumapel. Hal ini memperkuat kebenaran berita dalam Nagarakretagama. Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Kertanagara tahun 1255 selaku raja bawahan di Kadiri. Jadi, pemberitaan kalau Kertanagara naik takhta tahun 1254 perlu dibetulkan. Yang benar adalah, Kertanagara menjadi raja muda di Kadiri dahulu. Baru pada tahun 1268, ia bertakhta di Singhasari.

Sumber : http://berita.grosirkeripik.com/candi-singosari-dan-sejarahnya/

Candi Sumberawan Malang

Candi Sumberawan terletak di Desa Toyomarto, kecamatan Singosari. Candi ini mungkin tidak berbentuk selayaknya candi pada umumnya, candi Sumberawan hanya berbentuk seperti stupa dan merupakan candi Budha dan peninggalan dari kerajaan Singhasari.

Candi Sumberawan merupakan peninggalan sejarah yang berasal dari sekitar abad 14 atau awal abad 15. Dalam prasasti Negarakertagama disebutkan bahwa, Candi Sumberawan diidentifikasikan sebagai Kasurangganan atau Taman Surga Nimfa dan telah dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk dari Majapahit di 1359. Candi Sumberawan pertama kali ditemukan pada tahun 1904 dan pada 1937 diadakan pemugaran oleh pemerintahan Hindia Belanda pada bagian kaki candi. Candi sumberawan merupakan satu-satunya candi yang berbentuk stupa di Jawa Timur.

Candi Sumberawan tidak memiliki tangga naik ruangan di dalamnya yang biasanya digunakan untuk menyimpan benda suci. Jadi, hanya bentuk luarnya saja yang berupa stupa, tetapi fungsinya tidak seperti lazimnya stupa yang sesungguhnya. Diperkirakan candi ini dahulu memang didirikannya untuk pemujaan. Suasana yang teduh dan tenang di sekitar candi menjadikan tempat ini cocok untuk melakukan meditasi.

Sumber : http://www.eastjava.com/tourism/malang/ina/sumberawan-temple.html

Candi Badut Malang

Wisata di Malang saat ini dipenuhi dengan berbagai wahana permainan modern. Mulai dari wisata air sampai ke permainan yang memacu adrenalin. Menarik memang dengan banyaknya sitem modern dengan berbagai kecanggihan. Tapi jika anda sudah mulai bosan dengan berbagai wisata tersebut, candi badut malang ini wisata murah meriah tapi syarat dengan sejarah. berwisata ke Candi Badut yang tak tenar memang namanya, terutama di telinga beberapa anak muda sekarang, tapi ternyata merupakan Candi Tertua di Jawa Timur. Lokasinya ada di Jl. Raya Candi VD, Dau, Kota Malang, Jawa Timur. Kalau anda menggunakan moda transportasi umum, naik dari Terminal Arjosari naik angkutan kota AT ( Arjosari-Tidar ) turun di perhentian terakhir, lalu jalan beberapa meter lihat di sebelah kiri jalan. Lokasi nya memang sedikit masuk di kampung warga, tapi cukup kalau digunakan parkir beberapa mobil. Begitu masuk ke pagar Candi Badut yang juga dikenal dengan Candi Liswa ini, anda sudah bisa melihat walaupun memang mulai dilupakan tapi candi ini masih terawat dengan baik. Rumput dan pohon juga ditata sedemikian rupa agar tetap menarik di pandang mata. siapkan juga untuk tiket masuknya. Murah meriah, seikhlasnya saja anda berikan ketika mengisi buku tamu

Selain ke tempat tadi masih banyak tempat-tempat lainnya yang tidak kalah keren untuk anda datangi.

kunjungi juga Sewa Mobil Wisata Air Terjun Malang

Sewa Mobil Wisata Candi Malang Read More »